Saya
beserta keluarga memilih Negara Malaysia untuk menghabiskan libur panjang akhir
tahun 2014 kali ini. Tidak ada alasan khusus mengapa memilih Negara Malaysia,
ini bukan liburan hemat pula, karena sedang high
season sehingga tiket pesawat pun mahal. Kami
menggunakan travel bukan liburan ala
– ala traveler. Tanggal 25 pukul 6
pagi waktu bandung, kami berangkat tiba disana sekitar pukul 9 waktu Malaysia.
Selisih waktu antara Indonesia dengan Malaysia hanya 1 jam, Malaysia lebih
cepat.
Untuk informasi hotel, kami
menginap di Hotel Metro bintang 3 yang berlokasi di bukit bintang. Pelayanan cukup memuaskan, disana fasilitas kamar
komplit, AC, hairdryer, TV, bahkan
setrika dan papan setrikanya juga disediakan. Untuk informasi bagi teman –
teman yang jalan – jalan ala traveler alias ngeteng, kalau mau kemana – mana di
hotel biasanya ada layanan informasi untuk biro perjalanan. Hotel ini letaknya
cukup strategis, dekat dengan mall dan
stasiun monorel. Kemana – mana naik monorel murah, 1 sampai 3 ringgit
tergantung stasiun tujuan.
Begitu tiba di Malaysia kami langsung diajak city tour di Kuala Lumpur.
Pertama – tama kami mengunjungi Istana Negara Malaysia, di sana hanya foto –
foto saja tidak boleh masuk, lanjut ke monumen nasional bukan seperti monas di
Jakarta, seperti monumen pahlawan karena di sana ada tugu yang ditulisi nama –
nama pahlawan, setelah itu dilanjutkan mengunjungi masjid nasional, seperti Masjid
Istiqlal kalau di Jakarta. Saya kurang tahu apakah masjid ini sama luasnya
dengan Masjid Istiqlal atau tidak, tapi yang jelas masjid ini besar sekali
hehe. Yang lucu adalah kami tiba di sana pukul 13.00 waktu setempat, kami pun
bergegas solat dzuhur dan ashar, karena berpikir kalau jam satu pasti sudah adzan. dengan sotoy dan tidak bertanya - tanya pada penjaga mesjid. Usai selesai solat, kami foto – foto, lalu bersiap untuk melanjtkan perjalanan. Ketika akan meninggalkan masjid, terdengar lantunan adzan. Kami pikir suara mengaji eh ternyata adzan. Awalnya kami pikir 'Yasudahlah kan Allah Maha Mengerti, gausah solat lagi' tapi nurani berkata lain akhirnya kami masuk mesjid. Ternyata waktu dzuhur disana pukul 13.40, ashar 16.40, maghrib jam tujuh kurang, isya
jam sembilan kurang, sedangkan subuh jam enam kurang lima.
Setelah itu kami
melanjutkan ke balai kota Kuala Lumpur, di sana gedung balai kota ala – ala
eropa mungkin karena pernah dijajah Inggris. Di depan balai kota ada lapangan luas, perpustakaan nasional juga. Di sana juga ada Galeri Kuala Lumpur, saya tidak tahu persis di dalamnya ada apa karena tidak masuk. Untuk masuk ke Gallery tersebut dikenai biaya 5
ringgit. Kata ayah saya yang pernah masuk ke sana sih, gitu gitu aja. Hmm.
City tour dilanjutkan ke tempat
terakhir, highlight Negara Malaysia, yap apalagi kalau bukan Twin Tower. Menara kembar itu gdung perkantoran, katanya sih pengunjung bisa naik ke atas, tapi berhubung saat itu tanggal merah jadi gedung tersebut tutup. Saya kurang tahu ada tiket masuk atau tidak, yang jelas foto - foto sih gratis hehehe. Setelah itu, kami check in ke hotel untuk beristirahat sebentar lalu melanjutkan jalan – jalan ke Kuala Lumpur Sentral. Shopping hehe, untuk ibu – ibu dan cewe
– cewe yang mau belanja, di sini tempatnya, mall nya cukup besar dan banyak
barang – barang branded yang sedang
diskon akhir tahun.
|
gedung - gedung perkantoran ala - ala eropa |
|
lapangan dan perkantoran di balai kota |
|
Kuala Lumpur Gallery, biasanya para turis mengantri untuk foto di sini |
|
masjid nasional |
|
gedung tua, Kantor Agama didepan masjid nasional |
|
Tugu Pahlawan |
|
halaman istana negara |
Hari
kedua kami berangkat menuju batu cave yang berlokasi di distrik
Gombak. Perjalanan dari Kuala Lumpur menuju sana menempuh waktu kurang lebih 45 menit tanpa macet. Tempat wisata ini adalah bukit kapur yang terdapat kuil peninggalan sejarah agama hindu dan gua. Karena batu cave merupakan tempat beribadah, para turis dilarang memakai celana dan baju pendek. Kalau di bandingkan dengan
Indonesia, lebih bagus candi candi yang ada di Indonesia hehe. Katanya di sekitaran
batu cave ini banyak monyet, jadi untuk adik – adik yang membawa makanan hati –
hati dicuri. Ketika kami tiba di sana, hujan turun cukup
deras, sehingga tidak ada monyet yang berkeliaran. Dari sana kami melanjutkan
perjalanan ke Genting island.
Yap, selain
menara kembar tentu para turis biasanya mengunjungi tempat casino ini. Tempat berjudi paling terkenal di Malaysia ini, konon
katanya dibangun oleh seorang pria berkebangsaan Tiongkok. Saya lupa namanya,
tapi dialah yang mempolopori Genting island ini. Di sana ada hotel yang bernama
First World Hotel yang memiliki kamar terbanyak sedunia, 6.118 kamar. WOW! Pemandu rombongan kami memberitahukan kalau tahun
2016 nanti akan dibuka taman wahana di sana. Kurang lebih akan ada dua puluh wahana di dalamnya.
Untuk kereta gantung ini harganya 12 ringgit pulang pergi. Kalau ingin naik mobil juga bisa, difasilitasi jalan aspal menuju sana. Kereta gantung ini
beroperasi hingga jam 12 malam. Tidak perlu
khawatir mengenai keamanan kereta gantung tersebut, menurut tour guide yang memandu kami, transportasi ini diperiksa per tiga bulan untuk pemeriksaan kecil, per enam bulan, dan setahun sekali untuk pemeriksaan besar - besaran. Jadi insyaallah aman tambahnya. Sepanjang sejarah, kereta gantung ini belum pernah mengalami kecelakaan, mudah - mudahan tidak pernah. Selain tempat casino di sana juga ada
mall yang cukup besar, ada wahana untuk anak – anak juga, bahkan ada parade
seperti karnaval.
|
Patung Murugan Dewa Hindu |
|
tangga untuk menuju gua Batu Cave, 272 anak tangga untuk mencapai ke atas |
|
gua Batu Cave |
|
kereta gantung untuk menju Genting Island |
Hari
ketiga! Kami berangkat menuju Melacca. Salah
satu tempat bersejarah di Malaysia, karena perdagangan dan penjajahan dimulai
dari sanai. Perjalanan menuju tempat bersejarah itu memakan waktu hamper tiga jam. Yang unik dari
Melacca ini adalah gedung - gedung zaman dahulu yang masih terawat dengan cat merah yang membuat tempat ini semakin unik. Semuanya harus dicat warna
merah kalaupun dicat ulang ya dengan warna merah lagi. Ada juga gereja dari
zaman penjajahan hingga sekarang masih berdiri kokoh, yaitu Christ Church
Malaka. Di sana juga didirikan museum - museum untuk menjaga sejarah budaya mereka. Mall terbesar di Malaysia juga berada di tempat ini. Setelah itu, kami diajak ke Mesjid
Melacca, yang di kelilingi pantai. Mirip - mirip seperti Mesjid Apung di Jeddah
karena dikelilingi pantai. Setelah berfoto – foto di sana kami pun kembali
ke hotel. Kami pulang keesokan harinya, kembali ke tanah air tercinta. Akhir kata, SELAMAT TAHUN BARU 2015!!
|
Christ Church Melaka |
|
Bangunan Merah Melacca |
|
Masjid Melaka yang dikelilingi Pantai Melaka |
|
Mesjid Melaka, tampak dari depan |
Bandung, 31 Desember 2014
Amateur Traveler, Dinda Alhumaira
Comments
Post a Comment