Ketika Hujan




Setitik rindu menyelimuti hati yang sedang syahdu. Sejak kemarin mencari – cari hingga lupa diri. Pergi ke tempat satu dan satu yang lain. Berharap bahagia ia temui. Bertemu teman yang satu dan satu lainnya. Barangkali kekosongan ini terisi. Hujan turun membasahi bumi. Seolah mengerti dengan yang sedang terjadi. Seisi bumi ia basahi. Barangkali ada gejolak yang perlu diimbangi. Sekiranya ada lelah yang perlu dibasuh. Hujan turun membasahi bumi. Diselimuti kasih sayang. Diiringi keberkahan. Kalau – kalau ada doa yang perlu dipanjatkan. Dibalik payung warna warni, berbisik malu seolah tak tahu diri kemarin lupa sekarang meminta. Tak mengapa, hujan samarkan air mata, hantar doa menuju pemilik dunia. Hujan turun basahi bumi. Seolah tahu ada hati yang perlu istirahat. Sebentar saja. Sambil melihat – lihat. Kalau – kalau ada hikmah untuk  hati yang sesak oleh dunia.

Hujan turun membasahi bumi. Barangkali ada arah yang hilang. Sekiranya ada semangat yang meredup. Kalau – kalau ada yang lupa, atau mungkin menguap sudah rasa percaya. Hanya karena seisi dunia terlihat gelap dan jauh dari titik terang. Hanya karena kenyataan jauh dari yang diharapkan. Hanya karena tidak berbalas dan yang didamba tak kunjung jumpa. Hujan kembali turun membasahi bumi. Menjadi tanda kebesaran-Nya. Mengingatkan isi dunia, untuk kembali percaya bahwa Dia ada.

Hujan turun basahi bumi. Kalau  - kalau bisa menjadi sepotong nasihat untuk hati yang perlu. Percayalah, bahwa Zat yang Maha Berkehendak telah mengatur segalanya. Sebab, milik Allah-lah apa yang ada di langit dan di bumi. Dia-lah Sang Penguasa kerajaan langit serta isinya, pun dunia ada dalam genggaman-Nya. Berputarnya bumi atas izin-Nya, gunung – gunung berdiri tegak karena-Nya, gugurnya daun - daun atas rencana-Nya, dua hati yang bertautan pun atas takdir-Nya.

Hujan kembali turun basahi bumi. Sekiranya ada hati yang merindu, dengan siapa aku menyatu. Yakinlah, bahwa Ia telah menjadikan beda warna kulit dan bahasa agar aku dan kamu saling mengisi satu sama lain. Bahwa Zat yang Maha Mencipta telah menciptakan aku dan kamu, kamu dan dia, dia dan dia yang lainnya berpasang – pasangan dari jenismu sendiri. Yakinlah, bahwa yang Maha Teliti telah menjanjikan yang keji untuk yang keji, dan yang baik hanya untuk yang baik. Bahwa Yang Maha Kaya akan memampukan yang tak mampu, Yang Maha Tahu akan meneguhkan hati yang ragu, dan Yang Maha Kuasa akan mempertemukan dua jiwa yang telah merindu. Telah Ia jadikan perbedaan bukan untuk masalah. Ia ajarkan bahwa ketidaksempurnaan itu indah. Kemudian Ia halalkan cinta dengan menikah. 

Hujan turun lagi. Kembali ia basahi bumi. Barangkali ada harapan yang pupus seolah dunia runtuh, gelap mata oleh asa yang putus. Yakinlah, sebab ada yang Maha Mendengar setiap doa, ada yang Maha Melihat setiap usaha, dan yang Maha Mengerti akan mengganti setiap kecewa. Yakinlah, sebab yang berjanji adalah yang Maha Menepati setiap janji dan Maha Mengetahui setiap yang tersembunyi.


Hujan turun. Kali ini tak hanya bumi yang basah. Yakinlah, sebab adakah alasan untuk meragu?





ada yang Maha Mendengar setiap doa, 
ada yang Maha Melihat setiap usaha, 
dan yang Maha Mengerti akan mengganti setiap kecewa,
Yakinlah  -DPA









Jakarta, 20 Juli 2017
Amateur Traveler, 



DindaAlhumaira


Comments

Popular posts from this blog

DIBALIK PERTANYAAN 'NIKMAT TUHAN MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN?'

Separuh Sempurna

IMPLIKATUR PRINSIP IRONI DALAM 'KAMUS CEWEK'